Didorong oleh kebutuhan dan kesadaran akan pentingnya bidang pendidikan bagi penyandang tunaganda netra, pada
tahun 1973 dibentuklah Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala oleh beberapa aktivis Gereja Kristen Jawa. Menyadari
bahwa kecacatan adalah masalah universal, Rawinala membuka kesempatan bagi siapa pun, tanpa membedakan latar
belakang dan status sosial orang tersebut.
Rawinala dalam bahasa Jawa kuno berarti
cahaya hati, bahwa mereka yang tidak dapat melihat, masih dapat "melihat" melalui indera lainnya,
juga hati dan jiwanya.
Menjadi pusat unggulan pelayanan menyeluruh bagi tunanetra ganda di Indonesia
Menyelenggarakan pendidikan, pengasuhan, dan pengembangan yang berkualitas bagi tunanetra ganda melalui profesionalitas lembaga, sarana, dan jejaring
Berikan hati dan tanganmu untuk melayani
Pembina | Pdt. Kadarmanto Hardjowasito |
---|---|
Ny. Maryono Idris Sunarmo | |
Ny. Moelarsih D. Purwanto | |
Pengawas | Gatot Pudjantojo |
Budi Sukamto | |
Sri Udaneni | |
Pengurus Utama | |
Ketua | Dwihardjo Sutarto |
Priyatmedi | |
Endang Hoyaranda | |
Sekretaris | Mintardi |
Supriatmo | |
Bendahara | Dharmawati I. Basuki |
Maria Eti Martati | |
Penggalangan Dana | Andrew Suryadi |
Kepatuhan dan Kerjasama | Abimanyu Suharto |
Santo Hoyaranda | |
Komunikasi | Titi Juliasih |
Sri Hariningsih | |
Proyek dan Pemeliharaan | Yacobus Manafe |
Satrio Wibowo | |
David Tirtonegoro | |
Training Center | Ruth Kadarmanto |
Hesti Kusworini |